Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asma'ul Husna dan Maknanya: Aladlu

Keadilan-Nya bersifat mutlak.
Keadilan adalah lawan kezaliman. Kezaliman menyebabkan penderitaan, kerusakan, dan rasa sakit hati, sedangkan keadilan menjamin kedamaian, keseimbangan, keteraturan dan keselarasan. Allah yang Maha Adil adalah musuh orang zalim: Dia membenci orang-orang yang mendukungn kaum zalim maupun sahabat, simpatisan, dan rekan-rekan mereka.

Di dalam islam apapun bentuk kazaliman di haramkan. Adil adalah kemuliaan dan bertanda kebaikan orang muslim.
Dua hal yang berlawanan ini keadilan dan kezaliman mempunyai implikasi yang luas dan lebih penting dari pada hanya sekedar akibar-akibat moral dan sosial belaka. Keduanya setara dengan keselarasan lawan ketidakselarasan, keteraturan lawan kekacauan, benar lawan salah. Jika dalam mengungkapkan kedermawaannya seseorang memberikan uang kepada orang kaya, memberikan pedang kepada para ilmuwan, dan memberikan buku kepada tentara maka dalam hal tertentu dia di anggap Zalim, karena pedang hanya cocok bagi tentara, buku bagi para ilmuwan, dan simiskinlah yang membutuhkan uang. Akan tetapi jika Allah berbuat hal yang sama maka tindakan-Nya itu adil, karena Dia melihat segala, yang terdahulu dan yang terkemudian, yang zair dan yang bathin. Dialah yang Maha mengetahui, Yang Maha Pengasih yang Maha penyayang, keadilan yang Mutlak. Dia menciptakan sebagian indah dan sebagian yang jelek, sebagian kuat smdan yang lain lemah. Lalu Dia membuat yang indah menjadi jelek, yang kuat menjadi lemah, yang  kaya menjadi miskin, yang bijaksana menjadi bodoh, yang sehat menjadi sakit. Semuanya adil semuanya benar.
Tampak bagi sebagian kita adalah yang tidak adil bahwa ada yang lumpuh, buta, tuli, kelaparan, gila dan bahwa ada anak muda yang mati.

Allah adalah pencipta segala keindahan dan keburukkan, kebaikan dan kejahatan. Dalam hal ini ada rahasia yang sulit dimengerti. Tetapi setidak-tidaknya kita memahami bahwa seringkali orang harus mengenal lawan kata dari sesuatu untuk mahaminya. Orang yang tidak pernah merasakan kesediamhan, tidak akanengenal kebahagiaan. Jika tidak ada yang buruk, kita tidak akan mengenal leindahan. Baik dan buruk sama pentingnya. Alloh menunjukkan yang satu dengan yang lain, yang benar dengan yang salah, dan menunjukkan kepada kita akibat dari masing-masingnya. Dia memperlihatkan pahala sebagai lawan kata dari siksaan. Lalu di persilahkan-Nya kita untuk menggunakan penilaian kita sendiri. Sesuai dengan takdirnya, masing-masing mendapatkan keselamatan dalam penderitaan dan rasa sakit, atau kutukan dalam kekayaan. Alloh mengetahui apa yang terbaik bagi Makhluk-Nya. Hanya Alloh yang mengetahui nasib kita. Perwujudan dari Nasib itu adalah keadilan.

Selain nama indah Alloh, Al'Adl kita harus bersyukur atas kebaikan dan menerima, tanpa prasangka atau keluhan, apapun nasib kita yang tampaknya kurang baik. Dengan, demikian mungkin rahasia keadilan Alloh akan terungkap kepada kita dan kita akan merasa berbahagia dengan kesenangan dan penderitaan yang berasal dari sang kekasih.

BAGIAN HAMBA
'Abd Al'Adl orang yang pertama-tama memberlakukanbterhadap dirinyabsendiri apa yang ingin di berlakukanya kepada orang lain. Perbuatanya tak pernah di dasarkan atas rasa marah, dendam, atau kepentinfmgan diri sendiri: perbuatanya itu tak pernah merugikan orang lain. Dia bertindak dan berbuat sesuai dengan hukum Alloh. Tetapi orang seperti itu mengetahui bahwa keadilan Tuhan tidaklah seperti yang di bayangkan manusia. Dia memberikan hak-hak mereka seauai dengan hak yang memang mereka miliki.

Manusia yang bermaksud meneladani sifat Alloh ini, setelah meyakini keadilan illahi, di tuntut untuk menegakkan keadilan walau terhadap keluarga, Ibu Bapak dan dirinya (baca Qs:An Nisa':135) bahkan terhadap musuhnya sekalipun (baca Qs: Al Maidah:8)

Keadilan pertama yang di tuntut dari dirinya dan terhadap dirinya sendiri. Dengan jalan meletakkan Syahwat dan Amarahnya sebagai tawanan yang harus mengikuti perinyktah akal dan agama, bukan menjadikannya tuan yang mengarahkan akal dan tuntunan Agamanya. Karena jika demikian, ia tidak berlaku adil, yakni tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya yang wajar.

Jangan duga, tulis Alghozali bahwa penganiayaan (lawan dari keadilan) adalah gangguan dan keadilan adalah memberi manfaat kepada manusia. Tidak! Bahkan seandainya seorang  penguasa membuka dan mwmbagi-bagikan isi gudang yang penuh dengan senjata, buku dan harta benda kepada hartawan dan senjata kepada tentara yang siap berperang, maka walau sang penguasa memberi manfaat kepada mereka tetapi dia tidak berlaku adil, dia menyimpang dari keadilan, karena dia menempatkannya bukan pada tempatnya. Sebaliknya kalau seseorang memaksa si sakit untuk meminum obat yang pahit sehingga mengganggunya, atau menjatuhkan hukuman mati atau cemeti kepada terpidana, maka inipun walau menyakitkan adalah keadilan, karena pada tempatnya sakit dan gangguan itu di tempatkan.

Ya Alloh, aku bermohon kiranya Engkau melindungi aku dari keadilan-Mu dengan kelemahlembutan dan kasih sayang-Mu. Ya Alloh, aku berlindung dengan kemurahan-Mu dari keadila-Mu wahai Tuhan yang Maha Adil lagi Maha lemah lembut, Yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.
Wallohu a'lam bi showab.

Salam hangat penulis erika n.s.
Sumber: Al-Ustadz Qomar Suaidi

Posting Komentar untuk "Asma'ul Husna dan Maknanya: Aladlu"